Skip to main content

Curahan Hati Tentang Kehidupan Ku Di Dunia ini

Curahan Hati Tentang Kehidupan Ku Di Dunia ini- Setiap manusia mempunyai masalah di dalam kehidupan nya, dan setiap manusia pun memiliki sejarah masing-masing di dalam kenangan nya, bahkan manusia pun memiliki keinginan untuk mengungkapkan perasaan-perasaan nya terutama seorang wanita.

Dan di sini izinkan saya berbagi Curhatan Hati untuk memuaskan rasa di dalam benak, mungkin hanya singkat dan sederhana, namun semua ini adalah kisah nayataku.

Dari manapun kita berasal, di manapun kita tinggal namun kekutan yang mampu membuat kita bahagia adalah rasa bersyukur kita.

Ketahuilah bahwa sabar itu tiada batas nya, ibarat lautan tiada tepi nya dan tiada ujung nya,, seperti sabar yang harus kita bawa sampai keliang lahat.

Saya menulis Curahan Hati ini hanya untuk tujuan yang baik, karena kebaikan bisa kita peroleh dari mana pun dan kapan pun..

Untuk mengawali nya mari kita simak dan renungkan.....
Aku terlahir dari keluarga sederhana dengan jumlah lima bersaudara. Tapi aku paling berbeda dari yang lainnya ..

Dari banyaknya saudara tentu ada suka dukanya. Terlebih aku termasuk kecil nomor 4 dari kelima saudaraku.

Setiap keputusan yang saya ambil tentu memiliki titik kesalahan di mata saudara-saudara yang lebih tua. Apalagi tentang keputusan pendidikan. Maklum keluarga lebih menyukai pendidikan pesantren tetapi juga tidak meninggalkan pendidikan umum.

Namun berbeda dengan diriku yang lebih tertarik dengan pendidikan formal. Tapi aku juga meninggalkan pendidikan pesantren meski hanya sebatas lulus Madrasah Aliyah (MA) atau setingkat dengan SMA.

Saudara-saudaraku setelah lulus memilih melanjutkan pendidikan pesantren di tanah jawa. Sedangkan aku lebih memilih melanjutkan kuliyah. Karna pendidikan kuliyah sudah saya impikan sejak masih SD.

Akupun tidak mengetahui kenapa bangku kuliyah menggodaku, sehingga hari-hariku di pesantren tak pernah lepas dari bayangan kuliyah. 

Dimulai dari hobi mengumpulkan buku-buku bekas yang sudah di tinggal pemiliknya boyong (keluar dari pondok) sampai buku dari MTs-MA yNg masih tetap tersimpan rapih hingga saat ini.

Namun apapun cita-cita dan keinginannya tentu tidak mudah untuk menggapainya. Begitupun dengan kisahku ini.. berada di keluarga yang mengedepankan pendidikan pesantren tentu keinginanku untuk kuliyah sangat si tentang oleh semua keluargaku kecuali adikku yang kecil.

Dari orang tua hingga ketiga saudaraku tak ada yang mendukungku. Bahkan mereka lebih meremehkanku. Miris bukannnn???....

 Tapi inilah perjuanganku yang terasa sulit tanpa dukungan keluarga.

Karena bagaimanapun menggapai mimpi dan cita-cita itu tidak semudah memetik bunga di taman.
Karena keingan yang sudah pentok ku rayu ibu bapakku untuk mengiyakan aku meski ibuku tetap berat hati.. karna kurangnya keikhlasan ibuku perjalananku menuju cita-cita pun memerlukan kendaraan ofroad  karena begitu terjal dan licinnya jalanku itu.

Dari susahnya mencari informasi tentang perkuliyahan hingga sampe pindah universitas karna jurusan. Tapi inilah jalanku yang tak mungkin tertukar.

Demi mimpiku yang tampa dukungan keluaraga aku bekerja dari pagi sampai malam karena tidak mau meminta biaya ibu bapak, ya walaupun di semesrter-semester awal masih suka di bantu spp.
Mungkin sahabat bertanya kok bisa biaya sendiri apa biayanya murah???

Tidak sahabat... hampir semua biaya perkuliayan mahal apalagi yang swasta. Entah apa yang salah biaya 1 semester di jurusanku 2,5jt. Jadi demi biaya yang sebesar itu untuk ukuran gadis desa harus mau bekerja keras dan pantang mengeluh.

Dari pagi saya mengajar di RA Barokatul Qodiri pulang jam 10.30wib setelah itu pindah ke tempat murid yang menginginkan les privat atau kelompok selama 1 jam pulang 11.30wib. 

Setelah itu pulang istirahat solat dzuhur makan siang setelah pukul 14.00 brangkat privat dari rumah kerumah yang tiap durasinya 1 jam Sampai waktu magrib baru pulang. Setelah istirahat sholat magrib brangkat privat lagi sampai pukul 20.00wib dan setiap hari seperti itu.

Meski berat itulah jalanku yang semakin berat dengan pandangan rendah saudara-saudaraku. Tapi aku tetap semangat dengan dukungan calon imam terbaikku.

Maka dari itu bagi para sahabat  yang dimudahkan jalannya untuk menempuh pendidikan semangatlah. Karena diluar sana banyak orang-orang yang sangat menginginkan pendidikan itu.

Dari sini kita sudah akhir dari sebuah cerita hidup ataupun Curahan Hati Tentang Kehidupan dari saya, dan saya ucapkan terimakasih....
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar